INDEPENDENews.com-Universitas Hasanuddin (Unhas) mencatat sejarah baru dalam kerja sama pendidikan antara Australia dan Indonesia melalui penandatanganan kesepakatan kerjasama riset inovatif.
Penandatanganan tersebut berlangsung di lantai 8 Gedung Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) di Jakarta Pusat, Kamis (4/1/2024).
Rektor Monash University menandatangani kesepakatan sebagai ketua konsorsium dari universitas Australia, sementara Rektor Unhas, Profesor Jamaluddin Jompa, menandatangani sebagai Ketua Konsorsium Universitas Indonesia.
Acara ini turut dihadiri oleh perwakilan pemerintah Australia dari Kementerian Luar Negeri (DFAT) dan perwakilan Indonesia dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti).
Total dana yang disepakati untuk program riset kolaboratif ini mencapai Rp120 miliar dan akan dialokasikan selama empat tahun atau sekitar Rp15 miliar per tahun.
Keunikan acara ini terletak pada penggunaan skema matching fund atau dana padanan, yang merupakan langkah pertama dalam kerjasama pendidikan antara kedua negara.
Wakil Rektor IV Unhas, Profesor Adi Maulana, menjelaskan bahwa Unhas akan memimpin konsorsium riset perguruan tinggi negeri berbadan hukum (PTNBH), yang terdiri dari tujuh PTN BH, yaitu UI, UGM, ITB, IPB, UNAIR, ITS, dan Unhas. Sementara itu, konsorsium Australia melibatkan University of Melbourne, Monash University, University of Sydney, University of Western Australia, dan University of Queensland.
Program Partnership of Australia-Indonesia on Research (PAIR) Sulawesi menjadi platform kerjasama riset antara tujuh universitas PTN BH di Indonesia dan lima universitas di Australia.
Dana program ini, mencapai Rp120 miliar selama periode empat tahun (2024-2027), bersumber dari pemerintah Australia dan Pemerintah Indonesia melalui LPDP.
Para peneliti dari tujuh PTN BH di Indonesia akan berkolaborasi dengan peneliti dari lima universitas di Australia dalam berbagai topik riset, dengan lokasi penelitian di Sulawesi.
Profesor Adi Maulana menyebut bahwa penandatanganan MoA (Memorandum of Agreement) menandai dimulainya program PAIR Sulawesi, di mana Unhas menjadi leading university dalam kerjasama riset antara Australia dan Indonesia.
“Total dana yang disepakati untuk program riset kolaborasi ini sebesar Rp120 miliar yang akan dialokasikan selama empat tahun, dengan rata-rata 15 miliar rupiah per tahun,” tambahnya.
Profesor Adi menekankan bahwa momen ini menjadi sejarah karena merupakan kali pertama kerjasama pendidikan antara Australia dan Indonesia mengadopsi skema matching fund, serta Unhas memimpin konsorsium riset perguruan tinggi negeri berbadan hukum.(*)
- Pantun Prof Ichsan Ali Membuat Senyum Prof Tjitjik Srie Tjahjandarie - 16 November 2024
- Diskusi KJP: Soroti Keberpihakan Program 4 Paslon Pemimpin Makassar - 1 November 2024
- Pengamat Politik Unhas dan UIN Alauddin Bedah Program INIMI - 1 November 2024