Semarak Program Kampus Berdampak, Mahasiswa UIM Kembangkan Teknologi Adaptif

INDEPENDENews.com – Mahasiswa Universitas Islam Makassar (UIM) kembali menunjukkan kepedulian nyata terhadap pembangunan desa melalui program Mahasiswa Berdampak 2025.

Tahun ini, mereka mengimplementasikan kegiatan bertajuk “Optimalisasi Teknologi Adaptif dalam Mendukung Ketahanan Pangan dan Kesejahteraan Ekonomi Lokal” di Dusun Garantiga, Desa Simbang, Kabupaten Maros, wilayah yang dikenal rawan bencana.

Program ini menjadi kolaborasi antara Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Pertanian UIM, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) UIM, dan Pemerintah Desa Simbang, dengan menggandeng dua mitra utama, yaitu Kelompok Wanita Tani (KWT) Simbang Sejahtera dan Kelompok Taruna Tani Tunas Sejahtera.
Fokus utama kegiatan adalah pengembangan budidaya dan pengolahan jamur tiram sebagai sumber pangan lokal, sekaligus peningkatan pendapatan masyarakat melalui sentuhan teknologi adaptif dan inovatif.

Program ini didampingi oleh beberapa dosen pendamping diantaranya Muh. Ichwan K., S. Hut., M. Hut, Dr. Ir. Suardi Bakri, MP, dan Ir. Andi Haslinah., ST., M.Si., MT.

“Program Mahasiswa Berdampak merupakan wujud nyata dari tridharma perguruan tinggi. Kami ingin mahasiswa tidak hanya belajar di kelas, tetapi juga menjadi penggerak perubahan sosial di tengah masyarakat,” ujar Dr. Ir. Suardi Bakri, MP, Ketua LP2M Universitas Islam Makassar, Jum’at (7/11/2025).

“Kami sangat mendukung kolaborasi lintas disiplin ini karena teknologi adaptif yang diperkenalkan mahasiswa bukan hanya meningkatkan produktivitas, tetapi juga memperkuat ketahanan pangan dan kemandirian ekonomi desa. Inilah bentuk konkret pengabdian yang berdampak,” tambahnya.

Lebih lanjut, Suardi Bakri mengatakan, program ini melibatkan lintas disiplin ilmu dari Program Studi Agribisnis, Agroteknologi, dan Kehutanan yang bekerja sama merancang solusi dalam tiga aspek utama: produksi, manajemen, dan pemasaran.

“Mahasiswa memperkenalkan beberapa teknologi tepat guna diantaranya; (1) mesin Press Baglog, Mixer, dan Sterilisator Jamur, untuk mempercepat pembuatan media tanam dan meningkatkan efisiensi produksi. (2) jamoerin Box, alat peraga inovatif hasil karya mahasiswa UIM yang berfungsi sebagai media pembelajaran dan sterilisasi inokulasi jamur. (3) spinner Peniris Minyak dan Vacuum Sealer, untuk menunjang pengolahan dan pengemasan produk turunan jamur seperti keripik, nugget, dan sate jamur agar memiliki nilai jual lebih tinggi,” imbuhnya.

Lanjut mantan Dekan Pertanian menyatakan, program ini mengarahkan mahasiswa paham transfer teknologi, tetapi juga pelatihan keterampilan budidaya jamur, pengolahan produk, pemasaran digital, dan penyusunan Business Model Canvas (BMC) untuk memperkuat kapasitas kelembagaan kelompok tani.

“Kegiatan ini sekaligus menjadi ajang pengembangan soft skill mahasiswa dalam berkomunikasi, berkolaborasi, serta berinovasi di lapangan,” lanjutnya.

Ketua Tim Dosen pembimbing kegiatan, Muh. Ichwan Kadir., S. Hut., M. Hut menambahkan bahwa program ini berangkat dari kebutuhan riil masyarakat.
“Kelompok tani di Desa Simbang memiliki semangat luar biasa, tetapi terkendala alat dan pengetahuan teknis. Dengan teknologi adaptif ini, kami ingin mereka bisa memproduksi jamur dan olahannya secara mandiri, efisien, dan berkelanjutan,” ungkapnya.

Pemerintah Desa Simbang turut memberikan dukungan penuh terhadap pelaksanaan program ini.

Dalam sambutannya, Kepala Desa Simbang menyampaikan apresiasi atas inisiatif mahasiswa dan UIM yang hadir langsung ke tengah masyarakat untuk mengembangkan potensi lokal.

“Kami menyambut baik program dari UIM ini. Kehadiran mahasiswa menjadi energi baru bagi masyarakat untuk terus berinovasi. Selain membantu meningkatkan ekonomi warga, kegiatan ini juga memperkuat kesadaran lingkungan melalui penanaman 1.000 pohon sebagai bagian dari mitigasi bencana,” ujar Kepala Desa Simbang.

Selain aspek ekonomi dan lingkungan, kegiatan ini juga menanamkan nilai keberlanjutan sosial melalui pemberdayaan perempuan dan generasi muda. KWT Simbang Sejahtera berperan dalam produksi jamur tiram, sementara Taruna Tani Tunas Sejahtera difokuskan pada pengolahan dan pemasaran produk. Sinergi dua kelompok ini diharapkan menjadi model pemberdayaan komunitas berbasis kolaborasi lintas generasi.

Kegiatan Mahasiswa Berdampak ini juga diintegrasikan dengan rekognisi SKS program KKN Tematik, di mana mahasiswa memperoleh pengalaman langsung selama 160 jam kegiatan lapangan (JKEM).

Mereka berperan sebagai mentor, fasilitator, teknisi lapangan, hingga tim dokumentasi dan publikasi media.

Dengan semangat kolaboratif dan inovatif, Universitas Islam Makassar terus mendorong mahasiswa untuk menjadi motor penggerak perubahan di masyarakat. (*)