Hadir Silatnas dan Mukernas, Amran Sulaiman Puji Militansi Kader Wahdah Islamiyah

INDEPENDENews.com – Menteri Pertanian, Amran Sulaiman, yang hadir sebagai tamu kehormatan pada Silaturahmi Nasional (Silatnas) dan Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) Wahdah Islamiyah.

Kegiatan denga tema “Bersatu Berjuang, Menjaga dan Memajukan Negeri Tercinta” ini berlangsung di Asrama Haji, Sudiang, Kota Makassar, Sabtu (15/11/2025).

Ia mengajak kepada seluruh peserta untuk bersama-sama menjaga dan memperkuat ketahanan pangan dan kemandirian umat.

Dalam kesempatan itu, Amran memberikan apresiasi khusus kepada Wahdah Islamiyah sebagai ormas yang konsisten membangun kaderisasi dan kontribusi ummat.

“Wahdah memiliki mentalitas dan karakter kuat. Jika seratus ribu kader Wahdah bergerak bersama, mereka bisa mengguncang dunia,” ujarnya.

Silatnas dan Mukernas Wahdah Islamiyah diikuti lebih dari 105.000 peserta dari seluruh Indonesia, baik secara luring maupun melalui jaringan koordinasi nasional Wahdah Islamiyah.

Selain itu, Amran menyampaikan komitmen kuat pemerintah dalam mendukung perjuangan kemanusiaan untuk rakyat Palestina.

Ia menyampaikan bahwa Kementerian Pertanian bersama berbagai elemen bangsa telah mengirim 10.000 ton beras melalui kerja sama resmi dengan Kerajaan Yordania, dengan penyaluran langsung di perbatasan Yordania–Palestina pada 14 April 2025.

“Jangan sampai kita lupa bersedekah dan membantu Palestina. Umat itu harus kuat,” ujar Amran.

Amran juga memaparkan bahwa negara-negara Muslim saat ini menaruh harapan besar kepada Indonesia. Hal ini ia saksikan melalui serangkaian lawatan ke Yordania, Turki, Dubai, Qatar, dan Mesir.

“Harapan umat itu adalah Indonesia. Mereka melihat kekuatan besar ada pada umat Islam di negeri ini,” tegasnya.

Sementara itu, Ketua Umum Wahdah Islamiyah, Ustad Zaitun Rasmin, menegaskan pentingnya silaturahim dan persatuan sebagai fondasi utama perjuangan umat.

Ustadz Zaitun menekankan bahwa persatuan dan kasih sayang dalam ikatan keimanan merupakan amal yang sangat dicintai Allah Ta’ala.

Ia merujuk pada ayat Al-Qur’an yang dibacakan di awal acara, yang menegaskan kuatnya nilai kebersamaan dalam menjalankan dakwah dan perjuangan.

Ia kemudian mengenang perjalanan panjang Wahdah Islamiyah sejak berdiri pada tahun 1998.

Menurutnya, keberkahan dakwah bukan terletak pada rutinitas, melainkan pada keistiqamahan yang menghadirkan perkembangan nyata.

Hal itu terlihat dari lahirnya berbagai lembaga pendidikan, cabang organisasi, dan kader dakwah yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia. (*)