Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh Wafat, Masjid Al-Markaz Turut Gelar Salat Gaib

INDEPENDENews.com – Pengurus Masjid Al-Markaz Al_Islami Jend. M. Jusuf Makassar menyampakan duka cita mendalam atas meninggalnya Ketua Biro Politik Gerakan Hamas, Ismail Haniyeh, Rabu, 31 Juli 2024.

Haniyeh gugur setelah bertemu dengan pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei dan Presiden Iran Masoud Pezeshkian, sehari sebelumnya.

Ucapan duka itu disampaikan Imam Besar Masjid Al-Markaz Al_Islami Jend. M. Jusuf Makassar, Prof. Dr. KH. Muammar Bakry, usai rapat pengurus, 1 Agustus 2024.

“Innalillahi wainnailaihi raji’uun. Kami semua berduka atas meninggalnya almarhum Ismail Haniyeh,” katanya.

Prof. Muammar yang juga Wakil Ketua Pengurus YIC Al-Markaz Al-Ismail menyampaikan, akan dilakukan Salat Gaib untuk almarhum Ismail Haniyeh, usai pelaksanan Salat Jumat 2 Agustus 2024.

“Kami mengajak umat Islam untuk sama-sama kita melaksanakan salat gaib di Masjid Al-Markaz ini,” harap dia.

Sebelumnya, pada 12 Juli 2024, Wakil Presiden ke 10 dan 12 RI, Jusuf Kalla, bersama Ketua Umum YIC Al-Markaz, Hamid Awaluddin, bertemu selama dua jam dengan Ismail Haniyeh, Pemimpin Politik Gerakan Hamas di Doha.

Pada kesempatan ini, Jusuf Kalla , JK mengingatkan Haniyeh, bahwa perdamaian di Palestina, hanya bisa efektif manakala kekerasan bisa dihentikan lebih dulu.

Kata Jusuf Kalla, jika kekerasan dapat dihentikan, maka rekonstruksi dan rehabilitasi Gaza, secara otomatis dapat dilaksanakan.

Segala ikhtiar kita semua harus diawali dalam perspektif kemanusiaan, bukan soal politik dan pandangan idrologis.

Untuk menciptakan perbaikan kondisi di Palestina. Jusuf Kalla, menyarankan agar organisasi Hamas tetap harus menunjukkan persatuan dan kebersamaan dengan Al Fatah.
Begitu pula dengan hubungan internal Hamas sendiri. Tanpa kesatuan aspirasi sert institusi hanya akan menambah pelik penyelesaian masalah Gaza.

Sementara itu, Ismail Haniyeh, sangat memuji posisi dan peran diplomatik Republik Indonesia, yang aktif dalam pemberian bantuan kemanusiaan kepada rakyat di Gaza.

Katanya, kontribusi Indonesia dirasakan langsung karena terlibat dalam merawat korban luka, gerakan kerakyatan dalam demonstrasi, dan solidaritas luas mereka terhadap rakyat Palestina.

Dalam pertemuan itu, Ismail Haniyeh juga menjelaskan kondisi terkini di Gaza, masalah kemanusiaan dan politik.

Dalam pertemuan di Doha itu, Haniyeh juga mengungkapkan sangat ingin bersatu dengan Al-Fatah di Beijing dan berharap bisa berkunjung ke Indonesia bersama al Fatah setelah dari Beijing. (*)