Yamali TB Bakal Gelar Jambore Pegiat TBC, Komitmen Jaga Semangat Kader

Berita Utama, Makassar1507 Dilihat

MAKASSAR, INDEPENDENews.com – Yayasan Masyarakat Peduli Tuberkulosis (Yamali TB) melalui TB Rangers kembali akan menggelar jambore pegiat TBC se-Sulawesi Selatan.

Kegiatan sebagai momentum hari kesehatan Nasional (HKN) dan Hari Relawan se-Dunia tahun 2023 ini akan digelar di Kawasan Hutan Pinus Bulutana, Malino Kabupaten Gowa, Rabu-Kamis (24-26 November 2023) mendatang.

Sekitar 500 orang Kader TB dan 100 pegiat TB lainnya akan meramaikan kegiatan tersebut.

Menurut Ketua Panitia, Karmila, kegiatan ini bertujuan untuk penyegaran dan saling tukar praktik baik di kalangan kader Yamali TB.

“Kegiatan ini diharapkan menyegarkan semangat eliminasi TBC para kader dan meningkatkan kekompakan tim, sehingga perjuangan dalam melakukan upaya penemuan kasus TBC serta pendampingan pasien TBC berobat semakin lebih baik,” jelas Karmila dalam rilisnya, Minggu (19/11/2023).

Ada beberapa agenda dalam jambore kali ini, misalnya lomba yang bertujuan untuk menguji pengetahuan seputar penyakit TB di kalangan kader, dan lomba penyuluhan TB kreatif.

“Selain itu kami juga akan menggelar outbond, untuk membina keakraban dan memperkuat kekompakan tim,” terangnya.

Ketua Yamali TB Sulsel, Kasri Riswadi, mengungkapkan bahwa Yamali TB terus melakukan berbagai upaya untuk mendukung program percepatan eliminasi TBC sebelum tahun 2030.

Selain pelibatan berbagai pihak dan sektor dalam program penanggulangan TBC yang terus diperluas, juga terus meningkatkan kapasitas dan semangat para kader sebagai ujung tombak upaya penemuan kasus baru TBC serta pendampingan pasien di masyarakat.

Kasri menjelaskan bahwa TBC masih harus menjadi perhatian besar berbagai pihak sebab estimasi kasus TBC di Indonesia terus bertambah.

“Global TB Report WHO tahun 2023 yang terbit bulan lalu, merilis estimasi insiden TBC kita sudah sebesar 1.060.000 pertahun, ini menempatkan kita sebagai negara penyumbang kasus TBC terbesar kedua dunia setelah India dan telah melampaui Cina,” tuturnya.

Karena itu, tambahnya, semua perlu mengambil peran untuk menekan angka kasus TBC di Indonesia.

“Kalau Yamali TB melalui kader-kadernya kita berperan dalam pemberdayaan individu dan komunitas masyarakat untuk pengungkapan kasus baru serta peningkatan angka kesembuhan, peran lain tentu masih sangat banyak sesuai bidang, baik dunia usaha, akademisi, organisasi pemerintahan, dan lainnya,” tutupnya.