INDEPENDENews.com – Pimpinan Wilayah (PW) Pemuda Muhammadiyah (PM) Sulsel sukses menggelar kegiatan Pelatihan Instruktur Wilayah.
Kegiatan dengan tajuk ‘Internalisasi nilai-nilai ke-Instrukturan, menuju pemuda negarawan’ ini dilakukan di Hotel UIN Alauddin, Jl Sultan Alauddin Makassar, 26-28 Januari 2025.
Penguatan kaderisasi menjadi fokus esensial Pemuda Muhammadiyah (PM) Sulawesi Selatan tahun 2025 ini.
Penurunan jumlah kader dan kebergantungan transformasi keanggotaan dari Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) dan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) selama ini menjadi alasannya.
“Kita ingin membangun kemandirian sebagai bagian dari implementasi empat pilar Pemuda Muhammadiyah, dan itu kita mulai dengan penguatan kaderisasi,” kata Ketua Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Sulsel, Heriwawan, Minggu (26/1/2025).
Lebih lanjut, ia menjelaskan dengan kaderisasi dilakukan langsung oleh PM, maka desain untuk mencetak kader yang inovatif dan unggul di berbagai bidang dapat lebih terukur dilakukan.
“Kita ingin selaraskan antara kualitas dan juga kuantitas. Kuantitas juga penting untuk penguatan struktural yang mana selama ini kita tampak belum begitu kuat di akar rumput,” imbuhnya.
Ketua PM yang juga Legislator di DPRD Provinsi Sulsel ini pun menegaskan bahwa kegiatan pelatihan instrukur menjadi langkah awal untuk giat kaderisasi yang akan dimassifkan selama dua tahun ke depan.
“Insya Allah satu kecamatan, satu baitul arqam. dengannya kita menargetkan bakal tercipta hingga 10.000 kader baru di Sulsel, yang murni lahir dari baitul arqam Pemuda Muhammadiyah,” tegasnya.
Terpisah, Sekretaris Jenderal Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah (PPPM), Najih Prasetyo menilai bahwa apa yang dirancang oleh PM Sulsel sudah tepat dan sungguh mulia, karena sejatinya pengkaderan adalah instrumen penting dalam penyelenggaraan dakwah Pemuda Muhammadiyah.
“Kaderisasi adalah bagian dari ideologisasi. Untuk itu, melalui misi kaderisasi yang akan diperkuat PM Sulsel, kita menaruh harapan hal esensial yang harus dikuatkan adalah internalisasi ideologi Muhammadiyah, baik dalam aspek pemahaman keagamaan maupun muamalat keduniawiyan,” harapnya.
“Kami juga berharap latihan Instruktur ini mampu menjadi setelan awal bagaimana PM Sulsel mampu berpikir tentang kaderisasi yang inklusif,” tambah Najih.
Diketahui bahwa sebanyak 40 peserta mengikuti pelatihan instruktur ini, baik dari unsur pimpinan wilayah dan daerah. (*)