INDEPENDENews.com – Momentum hari kebangkitan nasional yang jatuh 20 Mei, sekaligus dimanfaatkan Dewan Pengurus Cabang (DPC) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Makassar meluncurkan gerakan Generasi Bangkit.
Peluncuran ini dikemas dalam Ngobrol Santai dan Perkenalan Gerakan Generasi Bangkit yang dilaksanakan di Halaman Kantor DPC PKB Makassar, Jl Hertasning, Senin (20/5/2024), belum lama ini.
Gerakan ini menghadirkan pembicara sastrawan yang juga akademisi UNM Aslan Abidin, Caleg DPR RI terpilih Syamsu Rizal MI atau Deng Ical dan Ketua DPW PKB Sulsel yang sekaligus prakarsa hastag Makassar Bangkit.
Antusias peserta hadir memenuhi halaman kantor DPC PKB yang diketuai Fauzi Andi Wawo anggota DPRD Sulsel incumbent.
Dalam dialog yang dipandu Zulhajar atau akrab disapa Iccul Anggota DPRD Makassar terpilih dari PKB, terjadi interaktif antara pembicara dan peserta dari lintas organisasi mulai dari KPJ atau Kelompok Penyanyi Jalanan, PMII Cabang Makassar, DPC Banom PKB. Relawan Gesit, Relawan Milenial dan lain-lain.
Azhar Arsyad menjelaskan bahwa gerakan generasi bangkit dan Makassar Bangkit lahir dari kegelisahan bersama di PKB dengan berbagai realitas sosial, budaya hingga politik yang memerlukan kebersamaan dalam menjadikan kota lebih baik.
“Kita butuhkan karakter yang menjadi identitas kuat kota ini. Gerakan ini untuk menjahit antar generasi,” ucap Azhar diawal penyamapiannya.
Majemuknya suatu kota dengan berbagai elemen antar generasi z, milenial, generasi x sampai baby boomers itu seakan tersekte-sekte. Padahal ketika ini diberi ruang saling dukung akan menjadi kekuatan yang akan membentuk karakter bagi kota.
“Kita tidak pernah terjahit antar generasi. Cenderung menstigma, antara milenial, kaum kolonial lebih jago dari genarasi z. inilah bagaimana kita cari, pentingnya dipikirkan. Tidak ada gunanya kalau tidak bersama,” beber Azhar.
Artinya, lanjut Azhar tidak boleh memandang sekat antara lintas generasi agar produktifitas dapat tersalurkan dengan baik yang akan membuat daerah atau kota tumbuh secara partisipasi.
“Kita lihat UMKM sudah masuk digitalisasi kemudian kita tidak mau mengapresiasi itu?. Antar generasi menjadi kebersamaan, dan identitas itu kita bangun dari keluarga. Kita tidak boleh sekat sekat. Kita mesti melihat orang setara secara produktif,” beber Azhar.
Azhar juga menyebut perbandingan APBD Sulsel dan Makassar yang memiliki potensi sama dengan kota besar lainnya. Azhar menyebut Sulsel APBD Rp 9,8 Triliun dan Makassar Rp 5,7 Triliun.
“Bedanya Sulsel dengan jangkauan luas 24 kabupaten kota. Sementara Makassar semestinya ekspektasi harusnya sama Surabaya, Jatim. Ekpor impor banyak di sana (Surabaya), jadi mesti kita bersama menjadikan Makassar Bangkit yang lebih baik,” tuturnya.
Sementara itu Deng Ical yang juga Mantan Wakil Wali Kota Makassar menyebut tingkat pertumbuhan ekonomi Makassar pernah mengalahkan Jepang dan Tiongkok.
Kemudian, segala sektor bergerak secara bersama. Inilah modal utama bagaimana partisipasi ditumbuhkan agar motifasi dengan semangat Makassar Bangkit bisa digairahkan.
“2013 kita menyentuh ekonomi sampai dua digit yakni 11 persen yang disebut presiden SBY saat itu mengalahkan Jepang dan Tiongkok, karena seluruh sektor bergerak tidak merasa diabaikan,” bebernya.
Makassar lanjut Deng Ical sebagai gerbang Indonesia Timur mestinya menjadi pintu agar perekonomian makin dirasakan berbagai lapisan masyarakatnya.
“Kita bangkitkan romantisme itu, kita munculkan kembali. Kita punya pelabuhan Soekarno Hatta sebagai gerbang. Tumbuhkan partisipasi besar. Karena potensi sosial disini yang memiliki solidaritas tinggi di Makassar,” ucap Deng Ical.
Sementara Sainal Abidin menyebut aspek pendidikan dan maindset menjadi penting dalam menyongsong Makassar Bangkit kedepan.
Peserta yang hadir juga menyebut inisiasi gerakan generasi bangkit dan Makassar Bangkit sangat diapresiasi. Yang akan menjadi spirit untuk menyatukan pangkah gerak pikiran dalam mengantarkan kota makin baik.
“Kegiatan ini sangat bagus. Kami juga berharap PKB sebagai taring dari kota sampai naik di pusat, bahwa generasi bangkit ini membawa kolaborasi. Kita bergabung dengan mindset itu tanpa ada ego sektoral yang akan jadi paling luar biasa,” ucapnya. (*)
- Menag Nasaruddin Umar Temui Menhaj Saudi, Bahas Haji dan Pemberdayaan Umat - 25 November 2024
- Masa Tenang Pilkada 2024, Camat Bontoala Pimpin Penertiban APK - 24 November 2024
- Ikuti Gerakan Subuh Berjamaah, Camat Bontoala: Wujud Ciptakan Pilkada Damai - 24 November 2024