INDEPENDENews.com – Dosen hingga Mahasiswa Universitas Handayani Makassar kerjasama Palang Merah Indonesia (PMI) menggelar bakti sosial.
Kegiatan bakti sosial ini dilaksanakan bersama masyarakat di Jalan Pampang 2 RT 3 RW 3 Makassar, Jum’at (1/11/2024).
Salah satu Dosen Universitas Handayani Makassar Rijal menyampaikan bahwa kegiatan ini sebagai kepedulian dalam merespon persoalaan publik di Kota Makassar.
“Kegiatan sosial ini kita bantu dengan menghadirkan air bersih bagi warga,” tuturnya.
“Kekeringan air ini sendiri membuat resah warga pampang karena menurutnya akhir akhir ini sudah sering hujan, tetapi airnya sama sekali tidak mengalir,” tambahnya.
Ia menambahkan bahwa kegiatan ini pula sebagai proses pembelajaran bagi mahasiswa dalam melihat pelayanan publik di Kota Makassar.
“Saya ajak mahasiswa studi lapangan untuk mengindentifikasi atau contoh masalah publik salah satunya terkait pelayanan air bersih dan itu tanggung jawab PDAM,” tuturnya.
Apalagi menurutnya saat ini warga sekitar sangat susah mengakses air bahkan membeli air.
“Pemberian bantuan sosial ini dilakukan karena kepedulian terhadap warga pampang 2 yang mengalami kekeringan air bersih yang mengharuskan warga membeli air. Harga air bersih yang ia beli adalah sekitar Rp.1.000 Rupiah per cergen dan kadang mendapatkan harga Rp.5.000 per 4 cergen,” ungkapnya.
Terpisah,Dosen Universitas Handayani Makassar Jusman, melihat permasalahan ini bahwa Krisis air bersih di Pampang yang terdampak merupakan masalah kompleks yang membutuhkan solusi komprehensif.
“Kolaborasi antara berbagai pihak, seperti pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan akademisi, dan diperlukan sebuah solusi dan kebijakan sebagai alternatif dalam mengurangi kesenjangan yang terjadi untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat kota makassar yang terdampak krisis air bersih,” tuturnya.
Salah satu warga Pampang Kamaruddin menyampaikan apresiasi dan terimakasih kepada dosen dan mahasiswa telah memberikan bantuan distribusi air bersih bagi warga.
“Air bersih ini sangat membantu kami,” tuturnya.
Warga ini menjelaskan bahwa ada beberapa kemungkinan penyebab dari kekeringan air bersih ini, yaitu musim kemarau, ukuran pipa induk yang kecil, serta jarak dari sumber air yang sangat jauh.
“Dan warga yang tidak dapat membuat sumur dikarenakan ketika mereka membuat sumur, air yang akan di dapat itu akan bau, asin, dan airnya tidak bersih (menghitam),” tambahnya.
Pastinya warga sangat berharap agar pemerintah dapat lebih memperhatikan warganya serta mendapatkan solusi terbaik dari permasalahan yang telah di alami oleh warga pampang 2. (*)
- Masa Tenang Pilkada 2024, Camat Bontoala Pimpin Penertiban APK - 24 November 2024
- Ikuti Gerakan Subuh Berjamaah, Camat Bontoala: Wujud Ciptakan Pilkada Damai - 24 November 2024
- Antisipasi Bencana di Pilkada, KPU Maros Gandeng TNI Polri Bangun Kerjasama - 23 November 2024