Ahmad Susanto hingga Rahman Pina Jadi Ancaman, Indira Disebut Kurang Pede

Figur baru yang bakal ikut Pilkada Makassar 2024 tak boleh disepelekan.

INDEPENDENews, MAKASSAR – Sejumlah pendatang baru bakal calon wali Kota Makassar, Sulsel, bakal menjadi ancaman serius bagi wajah lama untuk masuk arena Pilkada 2024.

Dua di antaranya adalah Ahmad Susanto dan Rahman Pina.

Hal itu mengemuka dalam acara Ngopi Sore Pilkada 2024 yang digelar Komunitas Jurnalis Politik (KJP) di Lapak Kopi Abangda, Jalan Letjen Hertasning, Makassar, Sulsel, Jumat (28/6/2024).

Pilkada Serentak 2024, KPU Maros Optimis Partisipasi Pemilih Meningkat

Peneliti Smart Power Institute Andi Hasri dalam diskusi ini memaparkan, figur baru yang bakal ikut Pilkada Makassar 2024 tak boleh disepelekan. Mereka dianggap menjadi tantangan serius bagi wajah lama.

Figur baru tersebut adalah Ahmad Susanto, mantan Bupati Sinjai Andi Seto Asapa hingga Rahman Pina. Andi Hasri mengatakan, popularitas maupun elektabilitas menunjukkan tren positif.

“Pendatang baru ada Rahman Pina, Ahmad Susanto dan juga Andi Seto yang masuk dalam 10 besar. Tren surveinya cukup baik meski baru beberapa bulan bersosialisasi, khususnya Ahmad Susanto,” kata Andi Hasri.

Andi Hasri berpendapat, hasil survei para figur pendatang baru masih bisa bertambah meskipun di mata publik maupun elite politik kurang diunggulkan.

Dia berkaca dari hasil survei calon legislatif pada awal Pemilu 2024, yang mana saat itu tingkat elektabilitas istri Ahmad Susanto, Rezky Nur di bawah 1 persen. Namun belakangan berhasil terpilih ke DPRD Makassar.

“Seperti istri Ahmad Susanto yang kita pantau saat itu di awal-awal masih 1 persen. Tapi berhasil duduk. Ini tidak lepas dari jaringan tim pemenangan dan tentunya basis finansial,” katanya.

Sementara, Analis Politik dan Hankam, Arqam Azikin menjelaskan bahwa figur baru seperti Ahmad Susanto dan Rahman Pina patut menjadi perhitungan wajah lama.

Hal itu juga bercermin dari tingkat popularitas dan keterpilihan keduanya. Ahmad Susanto dianggap cukup menggebrak meski selama ini hanya dikenal sebagai Ketua KONI Makassar.

“Ahmad Susanto bakal calon yang masih baru sekali tidak ada di pilkada sebelumnya, tapi tiba-tiba muncul, beliau masuk dan kagetkan eskalasi politik di Makassar,” kata Arqam.

Secara peluang ikut Pilkada Makassar, Arqam menyebut Ahmad Susanto bisa masuk arena sebagai figur kosong dua.

“Calon 01 atau 02, kalau menurut saya nda bisa kosong satu dulu. Yang perlu dikejar Ahmad Susanto adalah kosong dua. Kalau empat pasang yang masuk, dia bisa jadi wakil salah satunya,” terang pengamat bergelar doktor ini.

Rahman Pina Figur Kuat Tanpa Nama Besar

Bagaimana dengan Rahman Pina? Arqam berpendapat bahwa politisi Golkar itu cukup kuat sebagai figur baru yang bakal ikut pilkada. Ia muncul dengan pengalaman sebagai legislator 3 periode dan tanpa nama besar.

“Rahman Pina cukup melejit, tidak ada campur tangan keluarga tapi beliau mampu menjadi magnet di masyarakat bahkan sangat diperhitungkan di lembaga survei,” katanya.

Bagi wajah lama seperti Rusdin Abdullah dan Munafri Arifuddin atau Appi, Arqam menilai keduanya belum aman. Pengalaman tarung di Pilkada Makassar belum tentu dapat meyakinkan partai.

Khusus Appi, Arqam menyarankan Ketua Golkar Makassar itu harus mengubah strategi pemenangan jika nantinya kembali masuk arena Pilkada Makassar.

“Kalau Appi tidak mau lagi kalah di Pilwali maka harus ubah strateginya, jangan sama dengan dua Pilkada lalu karena pasti kalah lagi itu,” jelas Arqam.

“Apalagi lawannya berat-berat seperti Indira yang suaminya masih menjabat sebagai wali kota,” sambung dia.

Arqam berpesan kepada kandidat maupun simpatisan agar tidak “baperan” jika ada pihak yang memberikan prediksi politik Pilkada 2024. Menurutnya Makassar merupakan arena para petarung.

“Jangan ada tersinggung karena ini analisa, kalau tersinggung berarti pendatang baru. Ini Makassar bung, tempat pelatih politik tingkat tinggi,” kata Arqam.

Sementara, Indira Yusuf Ismail sebagai representasi Wali Kota Makassar Moh. Ramdhan Pomanto atau Danny Pomanto, dinilai kurang percaya diri atau penyebab masih muncul di masyarakat sebagai Ketua Tim Penggerak PKK.

“Indira harus percaya diri dengan membentuk tim relawan, bukan dengan ditemani camat dan lurah kalau turun ke masyarakat sebagai ketua pkk,” kata Arqam.

“Tapi saya tidak yakin Indira maju sebagai calon wali kota, kalau maju paling tidak kosong dua.

Saya prediksinya kalau DP (Danny Pomanto) maju cagub, Indira kemungkinan maju kosong dua dan masuk dengan kandidat kuat,” tandas Arqam.(*)